Penguatan Literasi menyonsong ASPD DIY

oleh : Darto, S.Pd

Secara tradisional literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis. Pada awalnya, seseorang dikatakan literat jika ia mampu membaca dan menulis. Sejalan dengan perubahan waktu, definisi literasi pun bergeser dari pengertian yang sempit sebagai keterampilan berbahasa menuju pengertian yang lebih luas menjadi literasi dalam berbagai ilmu. Oleh sebab itu, kemampuan literasi bidang ilmu menjadi kemampuan penting yang harus dikuasai siswa agar bisa hidup dan berkehidupan pada abad ke-21 ini. Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif.

Berpijak pada kenyataan data empiris, upaya meningkatkan literasi siswa hendaknya dilakukan sedini mungkin agar kompetensi literasi para siswa dapat meningkat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan GLS yang melibatkan semua pemangku kepentingan dibidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/ kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu melibatkan eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi komponen penting dalam GLS. Untuk melaksanakan kegiatan GLS, perlu diketahui konsep dasar GLS yang akan diimplementasikan. GLS harus menjadi sebuah pembiasaan yang berujung pada karakter. Pembiasaan ini dilakukan dengan menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran terjadwal setiap hari. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan GLS dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. GLS diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

Assesmen Standard Pendidikan Daerah (ASPD) dihelat oleh Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka evaluasi GLS di satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Dalam ASPD ini Literasi Membaca diwujudkan dalam  Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris . Terdapat 3 Level Kognitif  Literasi membaca sebagai berikut:

(1) menemukan informasi (access and retrieve).
(2) memahami (interpret and integrate), dan
(3) mengevaluasi dan merefleksi (evaluate and reflect).

1.Menemukan informasi (Access and retrieve)

Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang seseorang diminta untuk menemukan informasi.

Pada level kognitif ini, kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik adalah menemukan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan suatu gagasan atau informasi eksplisit dalam teks. Retrieve mendeskripsikan proses memilih informasi yang diperlukan, sedangkan access lebih pada bagaimana proses mencapai ke tempat atau keberadaan informasi yang diperlukan tersebut. Kemampuan menemukan informasi yang spesifik tersebut merupakan kemampuan dasar ketika seseorang membaca sebuah teks sastra atau teks informasi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi dapat ditemukan secara eksplisit dalam teks, peserta didik hanya perlu menemukan lokasi informasi tersebut dan memilihnya.

Beberapa contoh aktivitas menemukan informasi dalam literasi

  1. Mengakses dan mencari informasi dalam teks, Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
  2. Mencari dan memilih informasi yang relevan, Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya

2. Memahami (Interpret and integrate)

Pada level kognitif ini, pembaca diharapkan dapat mengolah apa yang telah dibaca sehingga timbul sebuah pemahaman dalam dirinya dari teks (interpret and integrate).

Untuk menuju tahap ini, peserta didik harus dapat menguraikan dan mengintegrasikan informasi yang ditemukan dengan cara membandingkan dan mengontraskan ide atau informasi dalam atau antar teks, membuat kesimpulan, mengelompokkan, dan mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau antarteks.

Membuat kesimpulan dalam tahap memahami teks yang bermakna lebih luas dari pada tahap menemukan informasi.

Pada tahap ini peserta didik telah mampu menyimpulkan informasi implisit dalam atau antar teks.

  1. Memahami teks secara literal
  • Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal)
  1. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak
  • Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (6 Soal)
  • Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Mengevaluasi dan merefleksi (Evaluate and reflect)

Pada level kognitif ini, peserta didik telah dapat menggunakan pengetahuan, ide, atau sikap yang berada di luar teks untuk membuat penilaian pada teks atau membuat refleksi terhadapnya. Tahap ini merupakan tahap tertinggi dari proses membaca.

Dalam tahap ini peserta didik diminta mampu untuk menganalisis, memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks. Peserta didik juga diharapkan mampu merefleksi atau membuat sebuah gambaran atau opini terhadap apa yang dibaca dikaitkan dengan

1.  Menilai kualitas dan kredibilitas konten pada teks informasi tunggal maupun jamak

Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta). Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

2.  Menilai format penyajian dalam teks

Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi.Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.