Seri 2
- Membangun suasana kelas yang kondusif untuk proses belajar.
- Menciptakan Disiplin Positif
Untuk memberikan gambaran dua tema tersebut, akan dibuat dalam dua tulisan yang bersumber dari :
- Bpk. Moch. Edris Effendi, S.T, Direktur Pendidikan Al Uswah Surabaya
- Ibu Dedeh Komalasari, S.Pd AUD, M.Pd
(Dosen Universitas Majalengka (UNMA), Anggota BAN PDM Jabar, FSP Angkatan 3) dimuat di; kunimnganmas.com
Seri 2, terkait Menerapan Disiplin Positif
Menerapkan prinsip disiplin positif untuk mengelola perilaku dan kebiasaan kelas yang disepakati bersama.
Tiga Prinsip Disipli Positif
dari tulisan Dedeh Komalasari, S.Pd AUD, M.Pd
(Dosen Universitas Majalengka (UNMA), Anggota BAN PDM Jabar, FSP Angkatan 3) dimuat di; kunimnganmas.com
Makna disiplin sering disalah artikan sebagai bentuk kepatuhan. Makna sesungguhnya dari disiplin adalah regulasi diri. Dalam perkembangan pendidikan saat ini, Disiplin positif dapat diartikan sebagai cara untuk menerapkan sikap disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak mandiri melakukan sesuatu tanpa iming-iming hukuman, sogokan, ancaman, maupun hadiah. Prinsip disiplin positif yaitu tentang menumbuhkan kesadaran internal dan bukan kontrol dari luar/ eksternal.
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan kesadaran diri yang bisa memunculkan kesadaran internal dengan menyentuh titik dari setiap anak yaitu manfaat, kebanggan, makna, tantangan, pertanyaan yang menggugah kesadaran, minat/pasion, tujuan hidup, kesenangan, keyakinan, kebutuhan
Prinsip dari Disiplin positif
- Konsekuensi logis bukan hukuman. Konsekusi logis terdiri dari unsur related yaitu berhubungan dengan perilaku, harus menjaga harga diri, sesuai dengan usia, dan harus membantu siswa untuk memperbaiki diri jangan sampai menimbulkan efek samping. Konsekuensi logis yang bisa dirumuskan bersama dengan anak yaitu jika merusak maka konsekuensi logisnya diperbaiki, jika mengabaikan kewajiban maka kehilangan hak, jika melakukan sesuatu yang berulang akan diberikan jeda/positif time out
- Koneksi sebelum koreksi dalam penerapan disiplin positif. Tidak bereaksi langsung dalam suatu kejadian, mengeluarkan perintah dan melarang dalam bentuk ceramah. Sebelum melakukan itu semua hendaknya membangun koneksi dulu. Salah satu tekniknya yaitu dengan melakukan sapaan hangat, menyebutkan nama, memabangun koneksi dengan gesture tubuh, gerak maupun mimik muka, memvalidasi emosi dengan cara menanyakan kondisi, membangun kepercayaan, memberikan perhatian atau kepedulian, mau mendengarkan dengan cara mendengar aktif ketika mereka berbicara.
- Memahami bukan menghakimi, prinsipnya dalam penerapan disiplin positif. Biasanya menghakimi didasari oleh emosi, sedangkan memahami akan coba dengan cara menanyakan alasanya. Fokus memahami pada akar dari perilakunya. Mencoba menggali sebagai bentuk pemahaman bahwa Tindakan hanya sesuatu yang ditampakan seperti gunung es yang kedalamanya perlu digali. Apa yang melatar belakangi sebuah kejadian baik di alam bawah sadarnya maupun dalam kesadaran penuh seseorang. Menemani dengan memberi atensi seperti tetap mendampingi sesuai kebutuhan.