Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka rencananya akan dimulai lagi pada Januari 2021. Keputusan ini sudah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, pada November lalu.
Meski begitu, para guru disarankan tak langsung mengajar materi di hari pertama masuk sekolah. Kemdikbud meminta agar guru memperhatikan kondisi psikososial dan emosional siswa dengan melakukan pembinaan terlebih dahulu.
Menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Iwan Syahril, ini penting untuk jadi perhatian, Bunda. Siswa harus berada dalam keadaan mental yang stabil saat akan memulai kegiatan belajar tatap muka.
“Jangan langsung guru mengajar materi. Terlebih dahulu perhatikan kondisi psikososial peserta didik dan guru itu sendiri,” kata Iwan, dikutip dari CNNIndonesia.
“Yang perlu dilakukan justru membina kondisi psikososial siswa sebelum mereka merasa siap untuk belajar atau menerima materi yang akan diberikan,” sambungnya.
Iwan juga mengingatkan, sekolah dibuka lagi saat pandemi Corona bukan berarti berbagai kegiatan bisa normal dilakukan seperti sebelumnya. Ini karena ada adaptasi atau kebiasaan baru dengan melakukan protokol kesehatan dan mesti diterapkan secara disiplin oleh siswa, guru, dan siapapun yang terlibat di dalamnya.
Lebih lanjut, guru juga diminta untuk melakukan penilaian terhadap pemahaman belajar siswa selama 9 bulan belajar jarak jauh sebelumnya. Iwan menyarankan, para guru bisa melihat sejauh mana pemahaman yang siswa dapatkan selama belajar via virtual. Apa tujuannya?
Guru menilai pemahaman siswa selama belajar online
Pembelajaran tak tatap muka selama 8 bulan ini memang banyak menimbulkan dampak beragam pada siswa, Bunda. Untuk itu, guru harus bisa memetakan dan memberi pembelajaran sesuai kemampuan siswa.
“Mungkin ada yang tertinggal, ada yang pas, ada juga yang sudah maju. Ini butuh diferensiasi dan cara bagaimana mengelola ini dalam situasi yang ada,” tutur iwan.
Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengizinkan sekolah tatap muka berdasarkan pertimbangan pemerintah daerah dan orang tua murid. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 384 guru sekolah swasta maupun negeri dan seluruh jenjang, diklaim sebanyak 90 persen guru menyatakan siap mengajar dan melakukan proses pembelajaran secara langsung.
Tapi, menurut survei Wahana Visi Indonesia, berdasarkan pada pendapat 27.046 guru di penjuru daerah, ditemukan hanya 24 persen guru yang merasa aman dari penularan COVID-19, khususnya jika sekolah dibuka lagi.
Nah, Bunda dan Ayah bagaimana? Apakah mengizinkan putra putri sekolah tatap muka pada Januari nanti?
Jika nanti benar benar mendapat ijin dari Pemda Sleman, dan Komite Sekolah/Orang tua siswa SMP Negeri 3 Depok, serta kondisi sarpras sekolah memenuhi syarat dalam pembelajaran masa AKB akan dirancang sebagai berikut :
- Tatap muka hanya masuk seminggu dua kali, dari 07.30 -10.45, dengan 6 jam pelajaran @30 menit
- Setiap guru yang mata pelajarannya mendapat jadwal tatap muka, hanya akan bertatap muka selama atau 90 menit ( 2 atau 3 jam pelajaran)
- Dalam setiap tatap muka guru melakukan :
-
- memastikan kondisi siswa siap secara fisik maupun psikologis
- memberi salam hangat dan memotivasi dalam satu kegiatan ice breaking
- mengecek pemahaman siswa dalam kegiatan online, dengan mengecek penyelesaian tugas tugasnya
- membantu siswa menyelesaikan tugas yang dianggap sulit dan memberi konfirmasi tentang kebenarannya,sehingga pulang mendapat pencerahan.
- memberikan bahan tayang materi selanjutnya
- memberikan tugas selanjutnya.
- menutup pembelajaran dengan refleksi dan motivasi