Pengertian Gerakan Literasi Sekolah,
Tujuan, Komponen,
Prinsip dan Tahapan GLS

Gerakan Literasi Sekolah adalah suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang biisa merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dan lain sebagainya), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik, pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

Tujuan umum gerakan literasi sekolah yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu ada pula tujuan khusus gerakan literasi sekolah diantaranya yaitu:

  • Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah.
  • Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
  • Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
  • Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Komponen Literasi

Menurut Clay (2001) dan Ferguson, komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini dibutuhkan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Literasi Dini (Early Literacy), yakni kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.

Literasi Dasar (Basic Literacy), yakni kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yakni kemampuan memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

Literasi Media (Media Literacy), yakni kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet) dan memahami tujuan penggunaannya.

Literasi Teknologi (Technology Literacy), yakni kemampuan untuk memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Selanjutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Literasi Visual (Visual Literacy), yakni pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.

Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah di SMP N 3 DEPOK

Menurut Beers (2009), adapun prinsip-prinsip yang perlu ditekankan dalam praktik gerakan literasi sekolah, diantaranya yaitu:

Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

Program literasi yang baik bersifat berimbang
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Untuk itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasi dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks.

Program literasi terintegrasi dengan kurikulum
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah merupakan tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran karena pembelajaran mata pelajaran apapun memerlukan bahasa, terutama membaca dan menulis.

Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun
Contoh kegiatan literasi yang bermakna misalnya: menulis surat kepada presiden atau membaca untuk ibu.

Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan
Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi mengenai buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis bisa diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan.

Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka bisa terpajan pada pengalaman multikultural.

Tahap Pelaksanaan GLS di SMP N 3 DEPOK

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah memiliki tiga tahapan yaitu, pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

Pembiasaan. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Tujuan kegiatan literasi di tahap pembiasaan, diantaranya yaitu:

  • Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran
  • Meningkatkan kemampuan memahami bacaan
  • Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik
  • Menumbuh kembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan

Pengembangan. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. Tujuan kegiatan Literasi di Tahap Pengembangan, diantaranya yaitu:

  • Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan tulisan
  • Membangun interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang buku yang dibaca
  • Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif
  • Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya

Pembelajaran. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Tujuan kegiatan literasi di tahap pembelajaran, diantaranya yaitu:

  • Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
  • Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.

Bentuk Kegiatan GLS di SMP N 3 Depok

1. Pembiasaan tadarus dan membaca, 30 menit sebelum jam pelajaran pada pakul 07.00-07.30
2. Pada hari selasa membaca artikel/teks yang berbahasa Indonesia
3. Pada hari selasa membaca artikel/teks yang berbahasa Inggris
4. Pada hari selasa membaca artikel/teks yang berbahasa Jawa
5. Artikel-artikel disusun oleh guru yang berisi muatan moral dan ditayangkan melalui website:degadeonline.com
6. Refleksi semua artikel dalam literasi digital dalam sebulan, setiap hari Sabtu minggu ke-4.
7. Menghidupkan layanan perpustakan sekolah dengan menyediakan ruang baca yang nyaman>
8. Membuat pojok pojok litersi di setiap kelas yang bersisi buku buku yang dimiliki oleh kelas yang dapat dibaca secara bergilir.
9. Mengadakan kegiatan DEGA Menulis, yang hasil tulisannya menjadi dokumen sekolah untuk dibaca secara bergilir.
10. GLBK (Gerakan Literasi Berbasis Keluarga)

Dalam rangka mendukung program JBM 1821 (Jam Belajar Masyarakat dari 18.00-21.00), SMP Negeri 3 Depok menyusun  program GLBK. GLBK adalah Gerakan Literasi Berbasis Keluarga yang bertujuan menciptakan jalinan sinergi dalam ruang dan waktu di tengah kesibukan Ayah Bunda untuk menemani putra putri beraktivitas terutama pada pukul 18.00 sampai dengan pukul 21.00, dalam hangatnya kebersamaan  keluarga. Ada beberapa alternatif kegiatan yang dapat Ayah Bunda aplikasikan, diantaranya:

  1. Nonaktifkan Gadget dan TV bagi semua anggota keluarga agar bisa berinteraksi dengan lebih intensif dan berkualitas. Dengan demikian akan menciptakan keharmonisan antara Ayah Bunda dengan putra putri tersayang, inshaAllah tugas dari bapak ibu guru tidak online pada pukul 18.00-21.00 WIB
  2. Lanjutkan dengan beribadah dan berkomtemplasi bersama mulai pukul 18.00 – 19.00. Kegiatan ini dapat diisi dengan tadarus atau diskusi keagamaan sehingga bisa saling merenung dan berpikir nasehat menasehati dalam kebaikan dan ketaqwaan.
  3. Pada pukul 19.00 – 21.00 mari kita dampingi putra putri belajar. Aktivitas belajar dapat bersumber dari e-learning, buku paket, buku catatan, LKS, dengan cara mengerjakan tugas atau membaca dan merangkum pelajaran.
  4. Sarankan untuk refresh sejenak, dan paling lambat pukul 22.00 sudah persiapan tidur.

Semoga beberapa alternatif kegiatan ini dapat menjadi salah satu acuan untuk beraktivitas dalam GLBK. Dengan Gerakan Literasi Berbasis Keluarga mari kita tumbuhkan kesadaran belajar dalam keluarga yang hangat, harmonis dan barokah….. Aamiin.

Yuk BerLierasi Digitial, belajar Eglish Speaking bersama WISE TV
1. Basic Pronountation
2. Speaking
3. Pronountation2
4. Cara Gila (RAGIL) menguasi KOSA KATA