Menerima SKORE PISA 2022, Haruskah Syukuran.....

PISA 2022, Peringkat Naik Skore turun, Mengapa Bangga?

oleh : Darto, S.Pd
SMP N 3 DEPOK

Peringkat PISA 2022 Indonesia naik 5 dan 6

PISA atau Programme for International Student Assessment adalah survei internasional kemampuan siswa pada literasi, matematika, dan sains, yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Awalnya, survei PISA direncanakan pada tahun 2021, namun karena pandemi COVID-19 survei dilakukan pada tahun 2022 dan melibatkan sebanyak 690.000 siswa berusia 15 tahun dari 81 negara.

Sampel PISA dipilih secara acak oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Adapun capaian skor PISA Indonesia pada 2022 adalah :
Bidang literasi: skor 359 turun 12 poin dari 2018 dan ranking 71, target RPJMN 392
Bidang matematika: skor 366 turun 13 poin dan ranking 70, target 388
Bidang sains: skor 383 turun 13 poin dan ranking 67, targetnya 402

Bahkan, dalam rancangan teknokratik untuk target PISA Indonesia pada RPJMN 2025-2029, skor yang ditetapkan lebih tinggi lagi. Skor membaca 409 dan matematika 419. Menurut Indra, Dalam pengukuran PISA Indonesia, jelas di RPJMN targetnya bukan peringkat, melainkan skor. Faktanya skor kita turun, masih jauh dari target,” kata Indra.

Pada kondisi ini perlu ada pemahaman tentang Cealing efect dan flooring efect. Pada kondisi Cealing efect dengan treatmen yg normatif saja akan turun. sedangkan flooring efect dengan treatmen yg normatif saja akan naik. Sepertinya Indonesia masuk pada situasi Flooring efect dikarenakan tidak ada treatment lain dengan skore nilai yng sudah rendah(tidak mungkin turun)maka hanya dengan treatment normatif saja akan naik. Maka belum saatnya kita berbangga, dengan skore PISA yang masih jauh dari target. Dan jangan sampai lengah terlena dengan framing bahwa peringkat PISA Indonesia naik karena dilaksanakannya kurikulum darurat atau kurikulum merdeka. Dimana secara realita ketika test itu dilaksanakan baru sedikit sekolah/siswa yang memenuhi syarat test PISA dan telah melaksanakan kurikulum merdeka.

PISA DIY vs ASEAN

Berikut fakta fakta PISA DIY tahun 2022

1.PISA dilaksanakan sekitar Mei 2022

2.Di DIY PISA dilaksanakan beruntun/beriringan dengan pelaksanaan ASPD untuk SMP dengan Diikuti oleh,SMP sebanyak (31 sekolah), MTs  sebanyak  5 sekolah, Jumlah siswa Di DIY  yang ikut adalah  siswa 1315, siswa dengan usia 15 Tahun  Terdiri dari, siswa SMP sebanyak : 1128 orang, siswa MTs sebanyak 187.

3.Semua SMP/MTs pelaksana kurikulum lama yg didaruratkan

Berarti :

4.Capaian literasi membaca DIY Jauh lebih tinggi ketimbang DKI, Babel, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, dll

5. Capaian literasi numerik DIY Jauh lebih tinggi ketimbang DKI, Babel, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, dll

6. Capaian literasi sains DIY Jauh lebih tinggi ketimbang DKI, Babel, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, dll

 Ada apa dengan DIY

Di DIY PISA dilaksanakan beruntun/beriringan dengan pelaksanaan ASPD untuk SMP. ASPD adalah salah satu ihtiar untuk terus menguatkan literasidan numerasi.

ASPD di DIY berberbasis literasi dan numerasi. Literasi Numerasi ini sejalan dengan PISA dan juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah tentang AKM. Apapun kurikulumnya, termasuk kurikulum merdeka salah satu  keberhasilannya harus perlu melihat capaian literasi.

Di DIY, ASPD merupakan salah satu bentuk implementasi Undang Undang Keistimewaan Jogjakarta. Untuk melaksanakan pendidikan di Jogjakarta tidak hanya cukup menggunakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional di DIY perlu penyesuaian dan penguatan yang mendukung keistimewaan Jogjakarta.

Bahkan disisi lain Ketua Dewan Pendidikan DIY, Prof. Sutrisna Wibawa menilai ASPD merupakan upaya untuk dapat mewujudkan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2005-2025 yakni sebagai pusat pendidikan, budaya, dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara (ASEAN) tahun 2025. ASPD mestinya dipandang sebagai penguatan  yang memberikan nilai plus pada pencapain nilai PISA di DIY.

Dengan demikian bagi masyarakat sekolah memahami ASPD sebagai langkah kreatif yang mampu menjadi Penjamin Mutu Pendidikan di saat tak ada lagi Standard yang jelas yang memenuhi keadilan dan transparansi di dunia Pendidikan. ASPD menjadi spirit dan motivasi bagi siswa yang mampu mengembalikan loss learning akibat pandemi. Sebagai masyarakat sekolah, senantiasa berharap ASPD dilaksanakan dan ditiru daerah lain, yang ingin mempertahankan atau bahkan meningkat peringkat mauun skore PISA.

Menurut Prof Sutrino Wibowo ketua Dewan Pendidikan DIY,  “DIY harus mempertahankan PISA yang diukur dari kemampuan membaca, matematika, dan kemampuan dasar sains. Kalau DIY tidak menyelenggarakan ASPD, berarti persiapan asesmen yang sifatnya internasional bisa lengah. Ini dalam rangka menyiapkan asesmen nasional maupun internasional,” katanya

Prof. Sutrisna menyampaikan melalui ASPD yang menguji kemampuan literasi dan numerasi peserta didik, maka peserta didik DIY dengan sendirinya telah disiapkan agar memiliki kualitas yang setara dengan barometer pengujian PISA  tersebut

Hal penting yang perlu dibangun adalah ASPD bukan menjadi beban. Kalau ASPD saja dianggap beban, maka hal hal lain pun akan dianggap beban. prinsipnya segala yang tidak sesuai dengan pikiran dan kemauan anak akan selalu dianggap beban. Ingat jalan hidup itu tidak semuanya mulus dan mendatar, banyak tanjakan dan juga lobang yang harus dihadapi.