ASPD Jurus Ampuh Mengembalikan Loss Learning DIY
oleh: Darto dan Ponidi
Dalam beberapa hari Assesmen Standarisasi Pendidikan Daerah yang lebih sering disingkat ASPD menjadi trending topic . Harian Jogja (30 Mei 2023) , merilis Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim akan mengevaluasi ASPD yang diterapkan di DIY. Bagi warga Jogja, ASPD yang dilaksanakan merupakan kebijakan yang ampuh menjadi pilar penjaminan mutu pendidikan. Oleh karena itu jika Mendikbudristek mengevaluasi pelakasanaannya dengan benar maka hasilnya pastilah baik, dan layak ditiru daerah lain.
Berbagai diskusi memberikan penilaian ASPD DIY dianggap masih merupakan kurikulum lama yang kurang sinkron terhadap Kurikulum Merdeka, padahal penerapan ASPD di DIY sudah berberbasis literasi dan numerasi. Literasi Numerasi ini sejalan dengan PISA dan juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah tentang AKM. Apapun kurikulumnya, termasuk kurikulum merdeka salah satu keberhasilannya harus perlu melihat capaian literasi.
ASPD merupakan salah satu bentuk implementasi Undang Undang Keistimewaan Jogjakarta. Untuk melaksanakan pendidikan di Jogjakarta tidak hanya cukup menggunakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional di DIY perlu penyesuaian dan pengauatan yang mendukung keistimewaan Jogjakarta. ASPD mestinya dipandang sebagai penguatan yang memberikan nilai plus untuk implementasi Kurikulum Merdeka.
Kurikulum merdeka baru diterapkan dua tahun, hasilnyapun belum terlihat, maka tidak elok kalau sistem pendidikan di Jogjakarta yang sudah terbukti lebih unggul dengan ASPD sebagai salah satu intrumennya akan dievaluasi karena tidak sinkron dengan Kurikulum Merdeka. DIY butuh kurikulum yang lebih Universal yang mampu mengakomodasi kondisi dan kearifan lokal. Ki Hajar Dewantoro adalah tokoh pendidikan dari Jogjakarta. Para murid dan penerusnya diyakini akan meneruskan pemikiran pemeikiran Ki Hajar Dewantoro
Mas Mentri Nadiem mengapresiasi 80% sekolah di DIY sudah menerapkan Kurikulum Merdeka yang lebih bisa mewadahi kreativitas dan potensi siswa, meskipun belum ada study khusus yang menyatakan bahwa hasil kreatifitas kurikulum merdeka lebih unggul dari kurikulum yang lain. Bersamaan dengan pelaksanaan Kurikulum Merdeka ASPD sudah dilaksanakan selama tiga tahun. Cobalah berfikir untuk menghargai kinerja ASPD dan pengaruhnya. ASPD dikatakan tidak sinkron dengan Kurikulum Merdeka namun fakta menunjukan bahwa
- Dalam Tes PISA DIY Lebih Unggul
- Dalam ANBK yang hasilnya tertuang dalam raport pendikan capaian DIY jauh di atas rata-rata Nasional
- Akreditasi Sekolah di DIY jauh lebih unggul.
Oleh sebab itu kondisi ini menggambarkan bahwa ASPD sangat memperkuat pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang bertujuan memperbaiki peringkat PISA dan Penjaminan Mutu Pendidikan. ASPD menjadi salah satu ihtiar untuk terus menguatkan literasi numerasi di DIY.
Terkait ASPD menjadi salah pertimbangan dalam PPDB SMP dan SMA di DIY adalah salah satu wujud upaya kreatif yang berbasis keadilan dan transparansi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP dan SMA. ASPD memudahkan masyarakat dan sekolah dalam PPDB . PPDB yang menjadi ritual tahunan yang terkadang krusial. PPDB dilaksanakan dengan 4 jalur andalan dengan adanya ASPD menjadi lebih adil dan transparant, nyaris tanpa gejolak setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan adanya tambahan bobot ASPD selain nilai rapor. Mungkin akan lebih fair jika perlu ditanyakan dengan survey kepada masyarakat, “Perlukah ASPD”
Dengan demikian bagi kami selaku masyarakat sekolah memahami ASPD sebagai langkah kreatif yang mapu menjadi Penjamin Mutu Pendidikan di saat tak ada lagi Standard yang jelas yang memenuhi keadilan dan transparansi di dunia Pendidikan. ASPD menjadi spirit dan motivasi bagi siswa yang mampu mengembalikan loss learning akibat pandemi. Sebagai masyarakat sekolah, kami senantiasa berharap ASPD dilaksanakan dan ditiru daerah lain.
Penulis
- Darto, S.Pd, Kepala SMP N 3 Depok
- Ponidi, S.Pd, Kepala SMP N 4 Pakem
PPDB SMP N 3 DEPOK
MAU MAJU Bersama SMP N 3 Depok, Berkembang menjadi Sekolah Digital
-
Siswa belajar dengan Perangkat Digital (Ipad/Tablet, Laptop, Gadget)
-
Setiap kelas terhubung dengan sumber belajar Digital
-
Sistem Informasi dan komunikasi Digital
SMP N 3 Depok, Semarak Berprestasi
-
Sekolah Milenial Ramah Anak berprestasi
-
Berpresatsi hingga lulus menguasai minimal satu life skil/prestasi
-
Sekolahnya di SMP N 3 Depok, belajarnya dimana mana
-
SMP N 3 Depok tempat menyekolahkan anak bukan tempat membuang anak ke sekolah
-
2 komentar
Ria, Sunday, 4 Jun 2023
Opini yg bagus, tapi harus didukung oleh data yg baik juga. Yg menjadi pertanyaan, mengapa anak akhirnya diukur hanya kognitifnya saja dalam
Mencari sekolah. Anak yg berkarakter baik tidak mampu untuk menjadi tiket melanjutkan jenjang pendidikan. Raport yg dipakai hanya kognitif saja, apalagi ASPD. Apakah ada siswa yg karakter baik, tapi rapotnya pas Pasan? Apakah adil bagi siswa yg berkarakter baik tapi Nilai rapotnya kurang? Apakah selama ini, karakter anak sudah terukur untuk menjadi tiket masuk? Apakah komponen dlm PPDB ada nilai karakter? Akhirnya akan ada kategori sekolah yg unggul jika nilai kognitifnya tinggi, karena dimensi inilah yg terukur. Apakah adil sistem PPDB? Apakah sudah tepat sistem asesmen kita?
Darto Darto, Monday, 5 Jun 2023
Menurut saya ASPD bukan ukuran akhir faktanya tidak menentukan kelulusan
dimasukan bobot ASPD dalam PPDB untuk memebrikan motivasi dan memupuk harapan para siswa agar dapat masuk pada sekolah yang dictacitakan
karakter yang baik pastilah akan tercermin dari Raport yang baik, jadi kalau ada anak karakternya baik namunraportnya jelek pasti harus ada yang diperbaiki. Semoga ASPD dapat menjadi penahan degradasi semengat belajar yang terus menurun
ingin semuanya lancar tanpa beban. Kalau ASPD saja dianggap beban, maka hal hal lain pun akan dianggap beban. prnsipnya segala yang tidak sesuai dengan pikiran dan kemauan anak akan selalu dianggap beban. Ingat jalan hidup itu tidak semuanya mulus dan mendatar, banyak tanjakan dan juga lobang yang harus dihadapi.